Legenda Tenis Andy Roddick, Martina Navratilova Mencemooh Bill Ackman karena Bermain dalam Pertandingan Pro: ‘Lelucon Terbesar’

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

## Bill Ackman Jadi Bahan Tertawaan di Dunia Tenis: “Bisa Beli Wild Card!

“Dunia tenis kembali dihebohkan, bukan karena pertandingan sengit di lapangan, melainkan karena kehadiran sosok yang tak lazim di turnamen profesional.

Bill Ackman, seorang manajer hedge fund ternama, tiba-tiba muncul sebagai peserta dalam pertandingan tenis pro, dan sontak memicu gelombang kritik dan sinisme dari legenda tenis seperti Andy Roddick dan Martina Navratilova.

“Rupanya, Anda bisa membeli *wild card*,” keluh Martina Navratilova, dengan nada sinis yang sulit disembunyikan.

Legenda Tenis Andy Roddick, Martina Navratilova Mencemooh Bill Ackman karena Bermain dalam Pertandingan Pro: ‘Lelucon Terbesar’

Seorang legenda yang telah mengoleksi 59 gelar Grand Slam, Navratilova jelas merasa terganggu dengan fenomena ini.

Komentarnya, yang disebarkan luas di media sosial, menjadi representasi suara mayoritas di kalangan penggemar tenis sejati.

Andy Roddick, mantan petenis nomor satu dunia dan juara US Open, tak kalah pedas.

Meskipun tidak secara langsung menyebut nama Ackman, cuitan-cuitan Roddick menyiratkan ketidaksetujuannya dengan sistem *wild card* yang rentan disalahgunakan.

“Beberapa orang mungkin berpikir bahwa uang bisa membeli segalanya, termasuk kemampuan bermain tenis di level pro,” tulis Roddick, dengan sentuhan sarkasme yang khas.

Kehadiran Ackman di turnamen pro memang menimbulkan pertanyaan mendasar tentang integritas dan meritokrasi dalam dunia olahraga.

*Wild card*, yang seharusnya diberikan kepada talenta-talenta muda potensial atau pemain yang tengah berjuang kembali setelah cedera, kini dikesankan bisa didapatkan dengan kekuatan finansial semata.

Tentu, Ackman memiliki hak untuk menikmati hobinya bermain tenis.

Namun, bermain di level profesional adalah cerita yang berbeda.

Ini bukan lagi sekadar hobi, melainkan kompetisi serius yang mempertaruhkan nama baik dan reputasi olahraga.

Pemberian *wild card* kepada seseorang yang jelas-jelas tidak memiliki kemampuan setara dengan pemain pro lainnya, bisa dianggap sebagai penghinaan bagi mereka yang telah berjuang keras untuk mencapai level tersebut.

Selain itu, kehadiran Ackman juga berpotensi merusak citra turnamen.

Penonton yang datang berharap untuk menyaksikan pertandingan berkualitas tinggi, bukan pertunjukan amatir yang memalukan.

Jika kualitas pertandingan menurun karena kehadiran pemain yang tidak kompeten, maka minat penonton akan berkurang, dan pada akhirnya merugikan seluruh ekosistem tenis.

Kasus Bill Ackman ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga integritas dan nilai-nilai luhur dalam olahraga.

Uang memang bisa membuka banyak pintu, tetapi seharusnya tidak bisa membeli hak untuk berkompetisi di level profesional jika kemampuan dan dedikasi tidak sepadan.

Olahraga adalah tentang kerja keras, disiplin, dan persaingan sehat, bukan tentang privilege dan koneksi.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pengelola turnamen untuk lebih selektif dalam memberikan *wild card*, dan lebih mengutamakan talenta dan dedikasi di atas segalanya.

Masa depan tenis profesional bergantung pada kemampuannya untuk mempertahankan integritas dan meritokrasi, bukan pada kemampuan finansial para pesertanya.